4/12/09

Belajar Microsoft Visual Foxpro

· 1 comments

Bab 1
Mengenal Microsoft Visual Foxpro 6.0

I. Uraian

1. Apakah itu Database ?
2. Apakah itu Visual Foxpro
3. Peralatan yang dibutuhkan
4. Komponen Pendukung Visual Foxpro
5. Cara menjalankan Visual Foxpro
6. Cara mengakhiri Visual Foxpro

II. Teori

2.1 Apa itu Database ?

Database secara istilah teknis adalah sekumpulan informasi yang ditata sedemikian rupa sehingga dapat diakses kembali dengan mudah dan dapat diolah menjadi berbagai informasi.
Penggunaan database dapat digunakan untuk mengelola data kepegawaian, akuntansi, perkuliahan dan sebagainya. Dalam kenyataannya , sebuah database bisa terdiri atas beberapa tabel.

Misalnya database tentang proses Perkuliahan dapat terdiri dari 3 tabel . Tabel pertama tentang data Mahasiswa, tabel kedua tentang daftar Matakuliah dan tabel ketiga tentang Nilai mahasiswa sesuai matakuliah yang diprogramkan.

Tabel Mahasiswa, misalnya, dapat dibayangkan sebagai suatu tabel dua dimensi yang terdiri atas kolom-kolom dan baris-baris . Contoh berikut memperlihatkan tentang data dalam tabel data Mahasiswa:

Tabel 1-1 .Tabel Mahasiswa

Setiap baris dalam tabel tersebut bisa disebut record. Setiap record mewakili data seorang mahasiswa yang terdiri dari elemen STB, NAMA dan JURUSAN.
Elemen-elemen STB, NAMA, JURUSAN secara sendiri-sendiri disebut field atau atribut.Pada contoh tabel mahasiswa di atas terdiri atas tiga field. Field ini tidak lain adalah kumpulan data yang sejenis. Jenis data yang termuat dalam field kelak akan menentukan tipe data dari field. Pada contoh tabel mahasiswa di atas terdiri atas tiga field dan empat record data.

Sedangkan dalam pengertian Visual Foxpro, database ada kumpulan beberapa tabel, view atau connection. File database dalam VFP diberi ekstensi *.DBC
 Tabel adalah file berekstensi *.DBF yang digunakan untuk menyimpan data. Tabel ini kelak dapat berupa bagian dari database atau berdiri sendiri sebagai tabel lepas.
 View merupakan tabel yang dibentuk dengan mengambil sebagian/seluruh field dari satu/beberapa tabel /view yang lain. Biasa digunakan untuk menampung beberapa informasi dari beberapa tabel dalam satu tabel/view saja. File view diberi ekstensi *.VUE
 Connection adalah penghubung antara tabel pada Visual Foxpro dengan data dari sumber lain yang formatnya berbeda, misal Oracle, Access, Excel, Foxpro, Dbase, dan lain-lain.

2.2 Apa itu Visual Foxpro ?

Visual Foxpro adalah salah satu sistem manajemen database serta sekaligus program pembangun aplikasi database yang handal. Visual foxpro membantu kita dalam mengolah dan mengelola suatu database yang baik dan sederhana hingga kompleks dan berskala besar. Mulai dari membuat, mengolah , mengorganisir, sampai mengakses data, visual foxpro mampu melakukannya dengan cepat dan mudah.

Disamping itu Visual Foxpro adalah pengembangan dari versi Foxpro yang ada sebelumnya, sehingga perintah-perintah yang ada pada Visual Foxpro masih relatif sama dengan perintah dalam Foxpro. Dengan menggunakan perangkat lunak ini, pembuatan program aplikasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

Pembuatan antarmuka (interface) kepada pemakai yang bersifat menarik dan mudah dipakai dapat dibuat secara visual, dan tanpa harus menuliskan banyak kode. Laporan, menu, dan hal-hal lain yang erat kaitannya dengan suatu aplikasi juga dapat dibuat dengan mudah, sehingga akan terasa sekali bahwa VFP dapat meningkatkan produktivitas pemrogram.

Secara garis besar, Visual Foxpro yang memungkinkan kita:
 Merancang sendiri format penyimpanan informasi
 Menyimpan data dalam jumlah besar
 Menata data dalam bentuk tabel
 Mendapatkan informasi berdasarkan kriteria yang kita tentukan (Query)
 Merancang sendiri form untuk memasukkan data ke dalam tabel
 Mengolah data menjadi informasi dan menyajikannya dalam bentuk laporan
 Merangkai berbagai unsur penggunaan di dalamnya menjadi suatu aplikasi

Kemampuan dari spesifikasi Visual Foxpro 6
Spesifikasi Maksimum

Jumlah record per tabel 1 milyar
Ukuran file tabel 2 giga byte
Jumlah karakter per record 65500
Jumlah field per record 255
Jumlah tabel aktif dalam saat
yang sama 2551
Jumlah karakter per field 254
Ukuran field numerik 20 digit
Presisi perhitungan numerik 16 digit

2.3 Peralatan Yang Dibutuhkan

Untuk menjalankan Visual Foxpro 6.0 minimal :
 Komputer PC Pentium 233 MMX
 Monitor SVGA/Card VGA 1 MB
 Minimal 32 MB RAM
 Hard Disk Minimal 4.3 GB
 Sistem Operasi Windows 95/98
 Bahasa Pemrograman Microsoft Visual Foxpro 6.0

2.4 Komponen Pendukung Visual Foxpro

Microsoft VFP sebenarnya bukan merupakan satu perangkat lunak tunggal, melainkan terdiri dari sejumlah aplikasi pengembang yang bergabung menjadi satu. Secara ringkas aplikasi yang disediakan Visual Foxpro adalah sebagai berikut:

 Database Designer
 Table Designer
 Query Designer
 View Designer
 Form Designer
 Menu Designer
 Class Designer
 Program Editor
 Report Designer
 Project Manager
 Debugger

2.4.1 Database Designer

Database Designer merupakan aplikasi Visual Foxpro yang berfungsi sebagai sarana bantu mendesain database, terutama untuk:
 Memanipulasi tabel
 Menentukan hubungan antar tabel (relasi/koneksi)
 Menyunting prosedur-prosedur yang mengatur tabel
 Mengatur tampilan lokal dan terpisah dari database
 Menampilkan tabel, view dan hubungan yang terdapat dalam database.

Gambar 1-1. Tampilan Jendela Database Designer

Pada gambar, file database Datamhs1.DBC berisi tiga tabel yaitu Pribadi.DBF, Nilai.DBF dan Mtkuliah.DBF

2.4.2 Table Designer

Table Designer merupakan sarana untuk merancang tabel seperti merancang struktur nama fiels, menspesifikasikan index dan lain-lain. Pada gambar terlihat Table Designer sedang mendesign tabel Pribadi.DBF

Gambar 1-2. Tampilan Jendela Table Designer



Read More......

Pengenalan SPSS Dasar 4

· 0 comments

BAB EMPAT

 Menjalankan analisis dengan kaedah sintaks

Untuk menggunakan kaedah sintaks, anda memerlukan Syntax Editor untuk mengetik dan menyunting perintah SPSS (“sintaks”) untuk melaksanakan analisis.
Jendela Syntax Editor berlabel “Syntax1 – SPSS Syntax Editor”.

Bergantung kepada installation system anda, jendela Syntax Editor mungkin diletakkan di latarbelakang jendela Data Editor. Klik pada Window di balok menu dan lihat jika Syntax1 – SPSS Syntax Editor ditampilkan pada menu pulldowm, pilih lalu klik.

Jika jendela Syntax Editor tidak kelihatan pada menu Window, anda perlu membuka jendela ini. Klik File pada balok menu, New pada menu pulldown dan Syntax pada sub menu.

Gambar 4-1

Jendela Syntax Editor akan ditampilkan dalam keadaan kosong dengan kursor pada sudut kiri-atas. Jika anda mulai mengetik, apa yang anda ketik akan kelihatan pada jendela pada kedudukan kursor. Jendela ini beroperasi seperti program pengolah kata. Tombol Delete (DEL). Tombol Insert (INS), tombol Backspace dan sebagainya boleh digunakan untuk menyunting perintah-perintahah anda. Penjelasan lanjut mengenai kaedah sintaks diterangkan dalam bab-bab dalam bahagian II.

Gambar 4-2

 Melaksanakan Analisis

Setelah mengetikkan perintah dalam Syntax Editor, anda perlu memerintahkan SPSS untuk melaksanakan perintah-perintah ini.

Letakkan kursor pada perintah yang hendak dilaksanakan, dengan menggunakan mouse. Klik tombol Run pada bagian atas jendela Syntax Editor dan SPSS akan perintah tersebut. Jika terdapat beberapa perintah yang perlu dilaksanakan serentak, lakukan blok pada perintah tersebut
Klik menu Run pada bar menu dan pilih salah satu pilihan berikut

ALL (laksanakan semua perintah dalam Syntax Editor- tidak perlu disorot/blok)
Selection (laksanakan perintah yang di sorot/blok)
Current (laksanakan perintah di mana kursor kini berada)


Perintah SPSS: Beberapa ciri umum perintah-perintah SPSS adalah seperti berikut:

1. Semua perintah SPSS dimulai pada lajur pertama (jangan inden) dan berakhir dengan noktah (.).
2. Di antara permulaan perintah dan noktah akhir, terdapat spasi dalam format sintaks.
Contohnya ruang di antara dua perintah boleh satu atau dua atau lebih spasi
3. Jika perintah terlalu panjang untuk muat ke dalam satu baris, tekan ENTER untuk pindah ke baris baru dan terus mengetikkan perintah itu. Gunakan seberapa banyak baris yang diperlukan. SPSS akan terus membaca sehingga menjumpai noktah sebagai tanda perintah selesai.

Garis sambungan perintah ini tidak perlu dimulai dalam kolom pertama, dan tekan inden beberapa spasi untuk menjadikan listing anda lebih mudah dibaca.

4. Kebanyakan perintah SPSS akan mempunyai satu atau lebih sub perintah yang memberikan perincian analisis sub perintah-perintah yang dipisahkan dengan forward slash (/). Oleh kerana sub-perintah adalah sebagian daripada perintah yang sama, anda boleh meletakkan spasi di antara perintah atau memulai subperintah dengan baris baru. Bagaimanapun memulai sub perintah dengan baris baru dengan inden membantu pembacaan kode program.


 Kesalahan

Satu kelemahan menggunakan kaedah sintaks adalah kesalahant mudah dilakukan semasa mengetik perintah SPSS. Apabila terdapat kesalahan, analisis tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna dan SPSS akan membuka jendela denganpesan kesalahan. Jendela ini biasanya berbentuk “Editor” diikuti dengan pesan yang bertujuan membantu anda mengetahui secara pasti masalah yang dihadapi. Setelah membaca pesan kesalahan, kembali ke Syntax Editor (klik pada menu Window dan pilih Sintax1 – SPSS Syntax Editor pada menu), dan sunting kesalahan tersebut. Kemudian laksanakan perintah-perintah untuk sekali lagi.

Setelah sselesai menulis sintaks SPSS dan mengujinya, simpan data anda.

Read More......

Pengenalan SPSS Dasar 3

· 0 comments

BAB TIGA

 Menggunakan kaedah menu untuk memilih Analisis

Sesudah memasukkan data ke dalam Data Editor, maka selanjutnya adalah mengarahkan SPSS untuk menjalankan analisis statistik yang diperlukan. Dalam bab ini, gambaran ringkas kaedah menu akan diuraikan dan di Bab 4 uraian ringkas kaedah sintaks akan diberikan. Dalam Bahagian II buku ini, kedua-dua kaedah akan dibahas secara terperinci.

Untuk memilih analisis dengan kaedah menu, klik Analyze pada balok menu, untuk menampilkan menu pulldown, selanjutnya memilih analisis yang diperlukan.

Contohnya, mengklik Compare Means pada menu Analyze akan menghasilkan pilihan antara lain One-Sample T Test dan One-Way ANOVA seperti dalam Gambar3.1


Gambar 3.1

Mengklik pada salah satu pilihan tersebut akan menghasilkan kotak dialog untuk memberikan perincian analisis diperlukan.

Contohnya, mengetik Compare Means pada menu Analyze diikuti oleh One-Sample T Test akan menghasilkan kotak dialog berikut.

Gambar 3-2

Seterusnya isikan rincian yang diperlukan, klik OK dan SPSS akan menjalankan analisis itu.


Read More......

Pengenalan SPSS Dasar 2

· 0 comments

BAB DUA

 Memasukkan data dan memberi nama variabel

Untuk memasukkan data dan memberi nama pada variable kita menggunakan Data Editor. Data Editor merupakan jendela yang mirip lembar kerja (spread sheet) pada MS Excel.

Gambar 2-1

Pilih sel baru dengan menggunakan tombol anak panah atau mengklik tombol mouse pada sel yang dikehendaki.
Untuk mengetahui cara memasukkan data dan memberi variabel, perhatikan contoh.

Contoh
Berikut ini adalah data nilai statistik dari 5 pelajar. Setiap pelajar memiliki nilai untuk tiga variabel yaitu:
1. nomor identifikasi pelajar dari 1 s/d 5
2. sex dikodekan 1 untuk laki-laki dan 2 untuk perempuan
3. skor ujian statistik pertengahan semester

Langkah memasukkan data dan memberi nama variable boleh dilakukan tidak secara berurutan .

 Memasukkan Data

Masukkan data dalam Data Editor seperti berikut. Dengan sel aktif di persilangan lajur 1, baris 1, ketik nomor 1 untuk nomor identifikasi pelajar. Perhatikan 1 akan kelihatan pada bagian atas jendela. Apabila tombol Enter ditekan, 1 akan kelihatan pada sel.

Gbr 2-2

Gunakan tombol panah (,,,) bergerak dalam sel atau mengklik tombol mouse pada sel yang diinginkan untuk mengisi data selanjutnya.

Jenis Data

Dalam buku ini, kita hanya akan menggunakan data jenis numerik - data yang hanya melibatkan nomor dan data jenis kategorikal seperti sex (lelaki, perempuan). Dalam contoh kasus ini sex laki-laki diberi nilai 1 dan 2 untuk perempuan. Penentuan nilai ini adalah bebas dan boleh dilakukan sebaliknya.

 Memberi nama variabel

Setelah anda memasukkan data dalam SPSS, anda perlu memberi nama pada variabel untuk digunakan dalam analisis. Gunakan singkatan atau perkataan yang dapat membantu anda mengingat apa yang diwakili oleh variabel tersebut. Contohnya, “SEX” adalah nama yang baik untuk variabel yang membedakan laki-laki dan perempuan. Setiap variabel harus unik atau tunggal.

Nama variable maksimum 8 karakter dan harus didahului huruf. SPSS tidak membedakan huruf besar dan huruf kecil.

Secara default, SPSS akan menamakan variabel-variabel dengan nama "var00001", "var00002" dan "var00003".

Gambar 2-3

Dalam contoh ini, terdapat tiga kolom data mewakili nomor identifikasi pelajar, sex dan skor ujian.

 Memberi nama Variabel
Langkah memberi nama variabel:
1. Klik sembarang sel pada kolom yang akan diberi nama variabel
2. Klik menu Data, lalu Define Variable

Gambar 2-4
3. Ketik Define Variable…, yang akan menghasilkan kotak dialog berikut

Gambar 2-5

Perhatikan kotak dengan label “Variable name” dengan teks “var00001”. Nama ini adalah nama default yang diberi oleh SPSS kepada variabel kolom 1, kecuali diubah oleh pengguna.

Anda perlu menyunting isi kotak dan mengganti nama variabel dengan pelajar. Ketikkan pelajar dan klik OK (atau tekan Enter) Kotak dialog ditutup dan perkataan pelajar kelihatan pada header kolom lajur 1 dalam Data Editor.

Gambar 2-6

Gunakan tombol anak panah atau mouse untuk memilih sembarang sel dalam kolom kedua, dan ulang proses untuk menamakan variabel kedua Sex. Klik menu Data pada balok menu, kemudian Define Variables …. dan ganti nama variabel dalam kotak dialog dengan sex. Kemudian ke kolom ketiga dan ulangi untuk menamakan variable ketiga dengan skor.

Gambar 2-7

Setelah data dimasukkan dan variabel diberi nama, simpanlah lembar kerja tersebut



Read More......

Pengenalan SPSS Dasar

· 0 comments

BAB SATU

 Pengenalan SPSS untuk Windows

Dalam bab ini, akan diuraikan secara singkat mengenai penggunaan program SPSS. Yang akan dibahas uraian dasar mengenai :
1. cara memasukkan data dan memberi nama pada variabel
2. cara memilih analisis statistik
3. cara melihat dan memanipulasi hasil keputusan.
Setiap langkah akan dikaji dengan lebih teliti dalam bab 2-5.

 Memulai Program SPSS untuk Windows

1. Klik tombol Start-Program
2. Klik pada SPSS 9.0 [atau versi baru] for Windows

Gambar 1-1
Akan tampil jendela "What would you like to do?".

Gambar 1-2
3. Klik pada pilihan "Type in data" lalu klik OK. Akan tampil Data Editor SPSS.

Gambar 1-3

Di bagian atas jendela Data Editor tampil judul program “ Untitled- SPSS Data Editor” dan tombol-tombol “minimize, maximize dan close”. Baris kedua berisi kata-kata File, Edit dan sebagainya yang dikenal sebagai bar menu. Memilih menu tersebut akan menghasilkan menu pull-down. Baris ketiga berisi tombol ikon yang dikenal sebagai ToolBar. Tombol-tombol ini menyediakan cara ringkas dari tugas yang dilakukan melalui menu pull down. Sebagai contoh, memilih ikon Open sama dengan memilih File dan Open dari bar menu.

Fungsi tombol-tombol ikon mungkin tidak kentara, tetapi anda dapat mengetahui fungsi tombol tertentu dengan meletakkan kursor pada tombol (tetapi tidak mengetik), karena suatu frasa ringkas mengenai fungsi tombol akan kelihatan.

Gbr. 1-4
Panduan ini tidak akan menekankan penggunaan tool bar tetapi anda bisa mencobanya sendiri.

Langkah-langkah ringkas menggunakan SPSS untuk Windows

Langkah 1: Memasukkan Data

Dalam menggunakan SPSS, langkah pertama adalah memasukkan data dan kemudian memberitahu SPSS variabel apa yang diwakili oleh data ini. Cara termudah ialah menggunakan Data Editor untuk
1. memasukkan data dalam baris-baris dan lajur-lajur Data Editor, dan
2. memberi nama pada variable-variabel .
Bab 2 akan membicarakan langkah-langkah ini dengan lebih terperinci.

Langkah 2: Memilih Analisis Statistiks

Sesudah data dimasukkan, langkah selanjutnya adalah mengarahkan SPSS untuk membuat analisis tertentu yang diperlukan. Terdapat dua cara untuk melakukan langkah ini. Setiap cara mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Cara pertama adalah dengan kaedah menu. Dengan cara ini, analisis yang hendak digunakan dipilih dengan menggunakan mouse untuk membuka menu dan kotak dialog serta memilih pilihan yang diperlukan. Ini adalah kaedah yang lebih mudah karena tidak memerlukan pengetahuan mengenai perintah(sintaks) dalam SPSS.

Cara kedua , dikenal sebagai kaedah sintaks. Cara ini merupakan pengggunaan SPSS untuk Windows mirip “cara tradisional “. Dalam cara ini anda harus membuka jendela baru yaitu Syntax Editor dan menuliskan perintah-perintah dalam bahasa yang dikenal SPSS untuk menjalankan analisis. Kaedah ini memerlukan pengetahuan khusus mengenai perintah SPSS. Bagaimanapun terdapat kelebihan dari kaedah sintaks karena terdapat perintah-perintah tertentu yang hanya dapat dilakukan melalui kaedah sintaks dan tidak dapat dilakukan dengan kaedah menu.

Pengguna SPSS/PC+ (versi Dos) yang lalu menggunakan kaedah sintaks. Bab 3 membicarakan kaedah menu sementara bab 4 membahas kaedah sintaks. Bahagian II buku ini akan membahas kedua cara dalam membuat analisis untuk prosedur-prosedur statistik yang dipelajari. Anda boleh menggunakan salah satu kaedah secara eksklusif atau kedua-dua kaedah sesuai selera anda.


Langkah 3: Melihat dan manipulasi output

Setelah data dimasukkan dan dianalisis dengan menggunakan salah satu kaedah dalam langkah 2, maka tampil jendela baru yang akan memaparkan hasil analisis. Hasil tersebut bisa dicetak atau diedit atau disimpan ke dalam disket sesuai kebutuhan.. Bab 5 membahas lebih lanjut mengenai langkah-langkah tersebut.

Read More......

PERANAN INTERKORELASI BUTIR TERHADAP KOEFISIEN RELIABILITAS

· 0 comments

Oleh Dali Santun Naga
Abstract. Alpha Cronbanch and Kuder-Richardson reliability coefficients are also called lower bound coefficient. From score structure, it is found that respondent score variance and item score variances are together related to the covariances of the item intercorrelations which in turn is also related to the item equivalences within the test. A deviation from these equivalences can disrupt this reliability coefficient and hence it is called lower bound coefficient.


Cronbach sendiri menyatakan bahwa koefisien reliabilitas  adalah batas bawah atau lower bound pada koefisien reliabilitas (Brennan, 2001). Ini berarti bahwa koefisien reliabilitas Kuder-Richardson juga merupakan batas bawah pada koefisien reliabilitas. Mengapa dinamakan batas bawah? Di sini, kita mencoba melihatnya dari peranan butir terhadap koefisien reliabiltas itu.
Kita mulai dengan melihat bentuk dari rumus kedua koefisien reliabilitas itu. Koefisien reliabilitas Cronbach alpha adalah  dan koefisien reliabilitas Kuder-Richardson 20 adalah ¬KR-20. Mereka adalah

dengan N sebagai banyaknya butir, 2A sebagai variansi sekor responden, serta 2i dan piqi sebagai variansi sekor butir. Tampak di sini bahwa selisih di antara variansi sekor responden dan jumlah variansi sekor butir turut menentukan koefisien reliabilitas itu.
Di sini, koefisien reliabilitas pada kedua rumus itu merupakan batas bawah koefisien reliabilitas, sehingga karena kesamaan di antara mereka, kita gunakan saja notasi yang sama untuk mereka yakni koefisien reliabilitas .
Selanjutnya, kita melihat struktur pada sekor responden Ag dari responden ke-g. Sekiranya, perangkat ujian terdiri atas sejumlah butir i, maka sekor Ag untuk responden ke-g, adalah jumlah dari semua sekor butir yang dikerjakan oleh responden ke-g, yakni

Rumus (7) menunjukkan bahwa kovariansi butir ij berpengaruh kepada nilai koefisien reliabilitas. Dengan kata lain, interkorelasi butir berpengaruh kepada nilai koefisien reliabiltas ujian. Makin besar interkorelasi di antara butir makin besar pula koefisien reliabilitas ujian.
Selanujutnya, interkorelasi di antara butir berkaitan pula dengan kesetaraan di antara butir. Makin baik kesetaraan di antara butir ujian, makin besar interkorelasi di antara butir, dan bersama itu, makin besar pula koefisien korelasi ujian. Di antara berbagai rumus koefisien reliabilitas ujian, koefisien reliabilitas Cronbach alpha dan Kuder-Richardson 20 yang paling peka terhadap kesetaraan di antara butir. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa kedua koefisien reliabilitas ini merupakan batas bawah dari koefisien reliabilitas ujian.


Read More......